Rabu, 31 Januari 2018

Pagi yang mendung

hujan semalam kenangan hanyut tenggelam
tak ada aksara sisa
hanya air mata

embun pagi yang bergelanyut manja di ujung daun
serupa pesan bahwa tiada yang selamanya di sini
bahkan cinta,
mungkin hanya pecinta yang hilang akal yang berani mengatakannya
selamanya cinta. huh.

karena angin lembut saja
cukuplah untuk jatuhkan embun
lalu musnah di rerumputan

menatap tempat matahari terbit
namun tak juga terlihat
hanya suram cahaya
pagi dalam mendung yang cekung

aku tak lagi berani menunggumu.

Bekasi, 01022018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...