hujan semalam kenangan hanyut tenggelam
tak ada aksara sisa
hanya air mata
embun pagi yang bergelanyut manja di ujung daun
serupa pesan bahwa tiada yang selamanya di sini
bahkan cinta,
mungkin hanya pecinta yang hilang akal yang berani mengatakannya
selamanya cinta. huh.
karena angin lembut saja
cukuplah untuk jatuhkan embun
lalu musnah di rerumputan
menatap tempat matahari terbit
namun tak juga terlihat
hanya suram cahaya
pagi dalam mendung yang cekung
aku tak lagi berani menunggumu.
Bekasi, 01022018
Poetoe
Rabu, 31 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar