Rabu, 31 Januari 2018

Eyang dan panti asuhan

tentang lini masa yang terlihat jelas di kerut kelopak matanya,
senyum yang tak bosan hiasi wajah
senyum mengerti itu

indah karunia, saat pikun tak mendera di usia senja
dan tubuh renta itu tak lelahkan langkah
tetap himpun kebaikan yang terserak

adalah doa yang dirapalkannya untuk kita
dimudahkan pelaksanaan tugas kita
diringankan hati dalam keikhlasan

diakhiri dengan satu pinta
doakan agar ia khusnul khatimah
kami tentu aminkan, dengan bergetar dan air mata

menggigil.

Semarang, 28012018
Poetoe

Eyang ini adalah bu sudarmini, biasa dipanggil eyang. Seorang yang tak dikaruniai anak, lalu mendirikan panti asuhan di semarang dan demak. Saat ini sudah lebih dari 200 anak asuh, usia beliau pun sudah 87 tahun.

Bertemu, menatap wajahnya, mencium punggung tangannya sudah menjadi energi buat kami.

Kemarin kantor kami, KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan berkunjung ke sana. Menyesap doa dan inspirasi kebaikan mereka. Semoga menjadi pintu keberkahan bagi kita semua. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...