Jumat, 31 Desember 2010

hmm...

aku akan bisikkan "hmmm..." sampai ke pangkal otakmu...
aku kirimkan lewat jaringan internet....
bergerak cepat...
menembus batas-batas indrawi..
menyelinap dalam CPU-mu
cepat merembes ke partikel dalam keyboardmu
dan menyentuh jari2mu...
masuk melalui pori2..

dan bisikan itu sekarang telah ada dalam tubuhmu...
tercampur dalam darahmu
bergerak perlahan
seirama denyut jantungmu...
semakin kau berlari.. denyut jantungmu semakin cepat...
maka semakin cepat pula bisikan itu mencapai rongga otakmu...
dalam benakmu, ia bersemayam
mencerap semua yang kau fikirkan
bahkan sekedar niatan nakal itu... terbaca demikian gamblang
bisikan itu beranak pinak di sana
berkembang biak

sebagian menetes ke gendang telinga...
ikut menjadi bagian dari apapun yang kau dengar
sebagian menyelusup ke retina mata...
mencerap segala warna yang kau tampung di sana

dan yang paling tua dari bisikan itu....
merembes ke dasar dalam
hingga menyentuh dasar kalbumu...
menjadi bagian dari segala kenangan itu
bahkan sekedar niat kecil pun.. terwarnai oleh bisikan itu
" hmmmmmm....."
sekali lagi...
" hmmmm....."

semoga kisah perjalanan "hmmm" itu bisa membuatmu berhenti membencinya

Rabu, 22 Desember 2010

sakit jiwa-ku


Entahlah, ini jenis sakit apa....

yang jelas, saat kantuk datang secara akut.... aku kehilangan nyaris separuh akal sehat-ku. Bagaimana tidak, saat berbincang kalimat yang muncul tidak sesuai dengan yang aku orderkan dari otak... yang terfikir dalam otak pun tidak termenej dengan benar, kadang tumpang tindih; dan anehnya yang sering muncul adalah kata tanya... sampai kepala berdenyut tidak karuan, karena berjejalan kalimat tanya, tanpa sempat aku jawab satu demi satu.

Ini sangat menyiksa. Langkah yang biasa aku tempuh, adalah meletakkan kepala ke bantal, mata terpejam, mencoba terlelap... walaupun jarang bisa berhasil. Otak tidak mau berhenti bekerja. Hiks...

Dalam kondisi seperti ini, saat ini, aku mencoba bertahan. Bahkan tidak sekedar bertahan, aku mencoba berfikir tentang "kenapa" ini terjadi?
ada beberapa kemungkinan:
1. Luka secara fisik dalam rongga kepala-ku, atau syarafku... [serem nih... semoga sih tidak]
2. Luka psikologis, masa lalu yang memerikan bekas sayatan dalam jiwa yang menyebabkan ketidakstabilan emosi.
3. Ada jarak antara harapan dan kemampuan. Ada keyakinan yang terbangun dalam hati, sebuah ukuran2 yang ideal untuk seorang "putu"; padahal yang terjadi, jauh arang dari api.... lalu lahirlah kecewa; kecewa itu berkumpul menjadi mimpi buruk, menjadi luka psikologis dalam jiwa....
hiks...

Entahlah, mana yang benar....

namun malam ini, aku bertekad untuk mencari tahu, dan mencari resep untuk mengobatinya... Ini sangat mengganggu. Hiks....
Rasanya kemungkinan yang ketiga yang cukup kuat. Ekspektasi-ku terhadap diriku mungkin memang berlebihan. Seperti beberapa kata yang katanya kau benci untuk aku ucapkan: "aku tidak boleh sakit, aku tidak boleh bodoh, aku tidak boleh lemah..." Kata-kata motivasi yang mungkin menjadi negatif ketika yang terbangun justru ekspektasi yang berlebihan terhadap diri ini.

Wallohu a'lam.

Senin, 20 Desember 2010

Khoirunnasi anfa'uhum linnaas...

Diriwayatkan dari Jabir, Rosulillah bersabda,”Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”. (HR. Tabhrani dan Daruquthni. Dishahih kan al-Albani dalam “Ash-Shahihah”)

Rasanya kita semua yakin betul atas kebenaran hadits di atas. Namun terkadang kita masih terjebak dalam perasaan "sakit hati", atau "tersinggung" saat ada orang lain memanfaatkan kita. Lho, padahal dengan dimanfaatkan orang lain berarti kita menjadi semakin baik....

Terkadang kita berdalih bahwa, dimanfaatkan kan berbeda dengan bermanfaat... hehe, entah lah. Namun mungkin saja, berbagai permasalahan kita itu timbul dari rasa "berhitung" atas nilai manfaat kita terhadap orang lain. Contoh, saat kita menolong orang lain, dan orang yang kita tolong itu terlihat [terkesan] tidak berterima kasih terhadap kita... kita lalu sakit hati. Kita merasa, bahwa kita sedang dimanfaatin. Dan yang lebih parah, kita terjebak pada perasaan menyesal telah memberi pertolongan... hiks, na'udzubillahi min dzalik! bisa-bisa musnah sudah pahala yang perlahan-lahan kita kumpulkan, terserak, tersapu ombak "pamrih" yang didorong oleh penilaian terlalu tinggi terhadap diri kita. hiks!...

Jika mau berbincang lebih jauh, ternyata konsep berharap bermanfaat untuk orang lain, tanpa peduli penilaian orang lain terhadap diri kita inilah yang seringkali tanpa sengaja kita sebut sebagai "kepahlawanan". Dan kepahlawanan inilah yang diharapkan bisa menyelesaikan berbagai macam krisis yang melanda bangsa ini.

Terbayang jika, setiap kita sibuk lakukan sesuatu, dengan tidak berharap untuk dapatkan sesuatu [kecuali pahala tentunya, jika pahala masuk dalam batasan ini kita secara tidak langsung akan terbawa dalam pembahasan bab tasawuf]. Masyarakat yang terwujud adalah, masyarakat yang penuh pengorbanan, berlomba-lomba tunaikan kewajiban, dengan memberikan hak-hak orang lain. Tidak perlu lagi ada demonstrasi yang menuntut hak, karena seluruh hak telah terpenuhi, atau jika pun belum, masyarakat tersebut tidak fokus pada tuntutan hak, karena mereka fokus pada kewajiban, mereka fokus pada apa yang bisa dikorbankan, bukan fokus pada apa yang akan mereka dapatkan. Masyarakat dalam mimpiku ini selalu sibuk memikirkan kebutuhan orang lain, namun kebutuhan mereka pun terpenuhi oleh orang lain, karena mereka saling berbagi beban. hmmm.... indah sekali rasanya...

Jumat, 10 Desember 2010

godaan untuk tinggal di permukaan

Ketika berbincang dengan seorang teman yang menawarkan bisnis MLM, seperti biasa.... diceritakan bagaimana membangun "mimpi dan keinginan" kita, untuk divisualkan di sekitar kita, agar terbangun kekuatan bawah sadar. Bisa saja itu mobil, rumah mewah, atau bahkan pesawat. hiks... kok malah jadi sedih. Seperti ditarik kembali menjadi "manusia permukaan". Sebenarnya tidak ada yang salah dalam bisnis ini, namun ini masalah cara pandang. Ketika yang dijadikan motivasi adalah hal-hal duniawi, rasanya kok jadi menyempitkan motivasi hidup kita.

Mungkin ini terlalu lebay, bagaimana ketakutan ini ada dalam hati. Takut jika ada yang menyelinap di hati, satu keinginan atas hal-hal "cemen", yang bisa saja merusak orientasi hidup kita. hiks... seperti kata Iwan Fals, bahwa "Keinginan adalah sumber penderitaan..."

Sabtu, 04 Desember 2010

pahami diri

meletakkan kepala kita "secara serius" dalam sujud, menyerahkan "secara utuh" segala masalah kepada-Nya, dan jalani ketaatan "secara total" solusi Ilahi yang telah dituntunkan... adalah cara indah selesaikan "galau hati" ini. Semoga....
[status fb-ku tanggal 5 Desember 2010]

Selain pahami diri sebagai manusia, ternyata kita juga harus mengerti ruang dan waktu yang kita huni. Karena setiap tahapan hidup yang kita lewati, butuh penyikapan yang berbeda. Dan seringkali masalah yang timbul adalah langkah yang dipilih tidak sesuai dengan tahapan hidup itu.... Wallohu a'lam.
[status fb-ku tanggal 3 Desember 2010]

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...