aku dan malam serupa aku dan kamu, bersama saja sudah
bahagia. malam itu gelap, lampu lampu lalu menyala, anginnya juga khas,
demikian mudah aku ingat, mungkin serupa pula dengan nafasmu. rasa
menyentuhnya ke pipi juga aromanya seperti cerita malam tentang peri
peri di atas awan.
aku dan jalanan malam ini, serupa aku dan
ceritamu tentang anak anak kita. kata katamu mengalir saja, seperti
lampu kendaraan di jalanan yang beterbangan silau menyilau. anak anak
kita demikian kamu kagumi, pula kamu bahagiai, begitu pun aku syukuri.
canda
mereka yang harus kamu imbangi, keingintahuan mereka yang harus kamu
puaskan, iseng mereka yang sering kamu cukupkan dengan kedipan matamu.
ah, kamu mempesonaku utuh, entah dari mana lagi aku bisa kesal dan sebal
padamu?
demikian pula saat rebah malam, aku malu saat harus
keluhkan lelah, bukankah kamu pasti lebih pantas lelah dibandingkanku?
kerjamu itu sama lelahnya denganku, urus anak dan rumah apalah yang
telah aku lakukan dibandingkanmu? malu.
malam ini aku akui lelahku, demikian pula aku akui hebatmu. terima kasih telah menjadi bagian dariku.
Transjakarta, 19012018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 22 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar