mana sayap mengapa begitu senyap
beterbangan aku dan lukaku
berkelidan dengan awan
bercumbu dengan mendung
tak terkejar kau
justru terkecup rinduku
buyarlah, berkibaran rahsa ajaib itu
kerinduan yang tabu
cinta yang menggebu namun tak layak tayang
untuk apa
nalar memang bengis
pisau tajam logika siap mengiris
mencongkel bersih serpihan kamajaya
tandas habis
mana sisa
kita poranda
dua tubuh tanpa rasa
hanya raga
hanya raga.
Pajakafe, 02 Januari 2018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Selasa, 02 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar