Rabu, 24 Januari 2018

Fragmen senja dalam hujan

hujan menghajar bumi
aku suka
berjalan saja tanpa berteduh
hajar saja aku
airmu basahiku
sembunyikan air mataku

bukankah air adalah obat segala luka
kuharap juga mujarap untuk luka ini
perih biarlah

saat kilat menyambar kutahu sebentar lagi guntur menggelegar
saat tepat untuk berteriak lantang
buang jauh jauh kesal, lepaskan gelisah terbang

terang sesaat
kembali gelap
derasnya seperti lenyap
gemuruhnya senyap

terduduk aku
nir nalar

jika masih luka biarkan aku tetap tak sadar

- tubuh lelaki itu rubuh, seperti seonggok kayu besar saja. hujan terus menderas-

Bekasi, 23012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...