malam kita sama, dengan langit hitam yang sama, juga suara malamnya serupa.
seperti
sunyi yang berdetak, teramat sepi hingga detak itu sebenarnya jantung
kita sendiri, dan kau pasti rasakan hal yang sama, bahwa pikiranmu tak
mau berhenti. persis.
berharap pada angin yang mau membantu, agar
meniupi dinding kening, agar hening semakin bening, agar kerak dalam
benak bergerak lebih lambat, agar kantuk mau datang berkunjung.
rehat, kita sama butuh rehat.
Bekasi, 20012018, lewat tengah malam
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 22 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar