Minggu, 12 Mei 2019

Puisi-puisi Poetoe awal Mei 2019


1.
mengeja senja

mencumbu matahari senja
bersama
tenggak dan hangat canda
kau benamkan ide ke dalam benak
bertebaran cita-cita
harapan bersayap mengepak kepak
kita, ronin duduk-duduk menghirup hembusan mimpi siang tadi
tarikan napasmu halau sepi halau sedih pedih
kita ikat amarah dalam santun
kita jinakkan keliaran dalam cakap akrab
tatap mata
senyum
tersudahi selepas maghrib.

Circle K Pancoran, 02/05/2019


2.
Dini hari diri hani

gegas tersadar
anak-anak itu menabuh genderang bangunkan sahur
dan
aku merasa kita harus bicara;
tentang apa?
tentang jalan, tentang jejak, tentang ruam-ruam kambium, tentang pekat lekat keyakinan

lekas pudar
mimpi buyar berpencar
guyur air menarik diri paksa
terjaga
dan
kau telah duduk saja di hadapan;
pada separuh masa
jeda terlipat ruang mendekat
aku dulu seumurmu, sepertimu

para pejalan butuh cahaya di tangan
terjal dan gulita
sesal dan derita
kita butuh cahaya

para pelintas berdendang sepanjang jalan
usir sepi usir sunyi
memeluk bunyi
tak berhenti bernyanyi

kita lalu berendam dalam kata
terikat dalam cerita
sama mencari cahaya
berdendang di lini usia

Bekasi, 07/05/2019


3.
sahaja

memilah pilih silih bertukar isi hati
menyelam pada sela malam
kabut di antara kita
raba rasa dalam gulita

ada batas
berjarak berjeda
tapi jangan coba bakar belukar beda
bertukar cakap bersambut balas

saja.

kita cukupkan dalam kata
kata celupkan sekam dengan cinta
perselisihan meronta
erat terikat dalam bait cerita

saja. cukuplah saja.

Bekasi, 08/05/2019


4.
selamat pagi

kita terbangun sebagai angin
tanpa bentuk hanya hembus dingin
tiang-tiang besi tersiram keringat waktu
layang-layang sisa tersangkut di tugu batu

kita hanya menunggu
semua berkarat juga jika tiba saat
kita duduk di ruang tunggu
maut di bilik sebelah menatap harap kita segera sekarat

hanya berteman cemas
berkawan gelisah
ribuan ingin berdengung di atas kepala
membakar hati berkobar jiwa

selamat pagi
aku hanya ingin menyapa lagi.

Halte BNN, 10 Mei 2019


5.
menanti senja

senja mencumbuku
hangatnya mengecup
iramanya merayu
aromanya menggoda

senja memenuhiku
berdebar di dada
berdenyut di nadi
mengerak di ingatan

menantimu di suatu senja
menikmati setiap detik gugur dengan manja
menghitung jeda yang perlahan meniada
menikmati cinta merayap kuasai isi dada

Bekasi, 10/05/2019



6.
selamat malam

kumbang mencari kembang
bimbang dendangkan tembang
berdentang wartakan hati yang hilang
terbang bergoyang langit redup kehilangan terang

kumbang masih terbang
air matanya berkilatan seolah bintang
kesedihan menyempurna
cinta menggelepar di ruang fana

belati yang menyayat
penantian berujung pada ditinggalkan
seperti barisan pelayat
beranjak pergi dalam diam
kau meringkuk sendiri di kelam makam

kumbang rubuh tumbang
membentur tiang lampu jalan
menimpa para jalang
yang sibuk mendesah menangkap para petualang

aku hanya reguk bimbang
di balik jendela bis
menatap sang kumbang
menghitung napas yang perlahan habis.

Bekasi, 10/05/2019

Jumat, 03 Mei 2019

Pesta

Mari silakan masuk, kami sedang berpesta. Tersaji hidangan pengenyang perut. Sup dusta, sambal fitnah, lalapan hoax. Semuanya nikmat.

Mari silakan duduk, santai sajalah. Alunan musik indah menemani pesta kita. Irama jerit perlawanan, serak teriak ungkap rasa terdzalimi, dengan iringan bahak tawa melecehkan. Kegaduhan yang gempita.

Mari sini bergembira kita bersama. Pesta kita pesta rayakan kemenangan iblis kita. Karena berhasil sembelih nurani, porandakan cinta, dan berita kematian tak lagi menyedihkan.

Hahaha, kita pesta rayakan berhasilnya uji coba mesin penghancur dan pembunuh masal kita.

Bekasi, 1 Mei 2019
Poetoe

Kamis, 02 Mei 2019

rayu dunia

dunia bersandar mesra
napas yang hangat
meminta peluk erat
bertukar keringat

tatapan pinta sekali lagi
jangan berhenti
dahaga ini masih harap teguk
raga ini butuh peluk

dunia tetap merayu
agar aku lanjutkan cumbu
mengaduk semesta
hingga purna makna kata.

Bekasi, 27/04/2019
Poetoe

misteri tak jua usai

kau adalah huruf-huruf berguguran
aku tergagap menangkap
mengeja terbata-bata

kau misteri tak jua usai
membacamu sepanjang usia
aku tersengal lelah namun bahagia berbait-bait cerita

menjawab setiap tanya
debur ombak gelora berbilang
menjadi kaya oleh cinta

kau adalah huruf-huruf berguguran
aku tergagap menangkap
mengeja terbata-bata

26042019
Poetoe

pejam sesal

mengharap itu membekap
mencekik dengan nyata yang beda
sangka yang lebur tandas
sisakan berkas perih kecewa

semua akan menyebalkan pada waktunya
bersandar itu berbahaya
tersadar lalu bertanya-tanya
sesal yang datang menjawab

berenanglah saja
jika lelah diam,
berendamlah dalam pejam
biarkan mimpi perkosa kita

Jampang kafe, 25/04/2019
Poetoe

Beban kenang

mengharap dekap
lekat tatap
sedepa lagi
sedikit sapa lagi

kita bertaruh tentang senja ini akan hujan atau tidak
padahal jalanan telah basah
juga aroma hujan penuhi mimpi

kita bermimpi tanpa lelap
sayap sayap harapan berkepakan
pejam sesaat dalam
kelam sesal memelukku erat

pada malam
menghela gelisah
nafas berderu seram
langkah kaki terseret payah

beban kenang
memberarti hati
cinta usang
kerinduan yang jalang.

Cawang Halim, 24/04/2019
Poetoe

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...