duduk istirah jelang terbit matahari
mencengkeramai diri
tunduk dalam saja
sampai matahari menyapa manja
terawali tentu dari dosa dan salah
lalu wajah wajah
terlebih mereka yang sedang berseteru namun berusaha tanpa marah
berbeda namun terus berharap lalu saling setuju
pejaman mata, dalam
hadirkan Dia dalam diam
bergetar
ternyata diri masih simpan ambisi
juga harga diri yang teramat tinggi
hingga mudah tersulut sakit hati
duh
saat pendapat kita benar dan ada rasa bangga
atau ada cibiran saat merasa orang lain salah
adalah kegelisahan hasilnya
ah...
tersadar ternyata aku belum selesai
membaca cermat diri secara benar dan utuh
masih ada api yang sesekali menyala
bukan cahaya yang mencerahkan.
malu aku
Bekasi, 06012018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 08 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar