Selasa, 09 Januari 2018

Tonil

senja beranjak, sambil membanting pintu
ia marah, mungkin
karena jengah dengan bimbang yang menggemaskan
tergugu persis di gerbang
demikian lama, sibuk dengan bincang diri
tentang hati yang ingin terobati
namun berulang lagi lukai diri dengan belati
lagi
lagi

perih namun dinyanyikan
pedih namun ditonilkan

manusia
asyik dengan dramanya sendiri
menjemput konflik dengan ruas cerita
agar menarik
agar cantik
agar tetap dilirik pemirsa

manusia
tersesat oleh polesan bedak sendiri
silau oleh lampu panggung

dan.....

setelah tepuk tangan itu
ada kelegaan
namun juga gelisah
lakon ini terlalu dalam kuhidupi
bahkan cinta terlalu gulita
gelapkan akal sehatku

menunduk saja
berjalan perlahan di tengah penonton berjejalan.

Jakarta-Bekasi, 09012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...