bermula pada duga dan sangka
serupa kecipak pada dasar telaga yang dangkal
lumpur itu lalu menggelegak
ciptakan keruh
pekat
kebenaran itu bisa saja lalu lenyap
dalam rimbunnya ketidaktahuan
mendadak senyap
kehilangan titik terang itu
api syak wasangka membakar habis
kata percaya hilang terselip bebatuan ragu
duh
harus lebih serius lagi kumeminta
hiba penuh harap
hinakan diri
ampuni hamba
bersihkan dari segala jelaga hati
saat nampak begitu banyak keburukan orang
saat itu pula terbukti betapa kotor kaca mata hati ini
tersimpuh saja
rubuh dan luruh
aku malu
Pancoran, 15012018
Poetoe
Senin, 15 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar