ada yang bertanya siapa lelaki yang berperan penting dalam hidupku?
aku jawab mantab: bapak
pak Afwan namanya
seniman, pematung juga pelukis
rambut gondrong dan berkumis
dia yang ajarkan aku menjadi pembelajar
belajar tanpa henti
bahkan saat diusir dari kelas karena tak kerjakan tugas, aku harus tetap berdiri di tepi jendela
tetap harus dengarkan pelajaran
juga saat dihukum karena rambut gondrong,
aku memilih hukuman berdiri di depan kelas
agar tetap bisa nikmati pelajaran
sebagai pembelajar tak boleh takut kritik
sekejam apa pun, kritik harus diterima sebagai ilmu
teringat betapa egaliternya bapak
saat berdebat denganku, ia membiarkan aku keras menyangkal pendapatnya, hingga membanting gelas... Duh...
pak Afwan, lelaki hebat itu
sesuai namanya selalu siap memaafkan
siapapun
setelah ia meninggalkan kami,
aku tak menemukan orang lain yang tak menyukainya
Bekasi, 15012018
Poetoe
Senin, 15 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar