di bawah senja
mereka berhadapan
masing masing menyimak detak jantung
juga denyut nadi
sesekali saling tatap
tak lama
perempuan muda itu menghembuskan nafas. berat
masih tanpa kata
lelaki itu justru lalu menunduk
udara di sekitar seperti berkidung
dalam sepi mereka
tentang cinta yang jangan lagi kau tanya
tentang batas yang jangan lagi kau sangsikan
tentang sepi yang ternikmati pasti
kata juga aksara pun usang saja
kita sama tenang jika tak bersama
walau mungkin akan sama tersiksa
mereka berdua masih berhadapan
tanpa kata
kini bertatapan
perlahan terlahir tetesan air mata
sesegukan
menjadi nada berirama
di tengah telaga senja, yang tetap berusaha untuk tenang
padahal gelora dalam dada
berdenyutan, meletup letup
sampai kini
sampai hari ini.
Jakarta Bekasi, 09012018
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Selasa, 09 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar