Senin, 15 Januari 2018

rindu yang malu malu

bisa jadi saat ini, kau berpikir tentangku, bisa juga tidak
mungkin seperti rindu yang ragu
hanya serupa pertanyaan kecil kenapa aku belum berkirim kabar?
tak seperti biasa ya,
yang sehari tiga kali menyapa, atau sekedar "hai"

aku sendiri juga bertanya sebenarnya
kenapa tak menyapamu hari ini
padahal rindu
mungkin ini hanya seperti harga diri yang terlampau tinggi
atau sekedar permainan agar kau lalu rindu
kau tahu betapa indahnya dirindukan seseorang
apalagi yang secantik kau

dan lalu hari berlalu begitu saja
seperti biasa
dan aku tergugu, ada rasa ragu
mungkin menahan rindu ini keliru
seperti melonggarkan ikatan dan lalu burung itu terbebas lepas
tiba tiba jadi debar yang getarkan dada
haruskah aku segera menghubungimu?

jadilah fragmen ini siksa yang anggun
rindu yang malu malu
perlahan yang mengiris bak sembilu
perih dan nyeri
menggelepar aku dalam galau
yang kacau

bermenit menit bahkan lalu berubah menjadi berjam jam
aku hanya lelaki bodoh itu
memandangi monitor telepon genggam itu
tanpa lakukan apa apa.

Jakarta, 15012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...