Senin, 22 Januari 2018

tercebur

seperti tercebur saja, lalu arus air itu membawaku. bertemu kumpulan orang orang yang berusaha menyatukan hati, berbaris dalam irama yang sama.

padahal isi kepala mereka berbeda, ide bertaburan, namun saat terbahas bersama dalam lingkaran yang erat itu, sepakat mengikat. tak lagi ada ambisi diri yang berjingkat jingkat menyusup ke tengah notula rapat.

kesepakatan menjadi panduan arah gerak, beda hanya di ruang bicara saat kerja mereka melebur utuh.

tenaga, pikiran, bahkan perasaan berkelindan dalam irama yang padu. satu.

menjaganya dengan partitur yang jelas, norma dan fatsun, tentu juga dengan lantunan doa di setiap akhir pertemuan, doa ikatan hati. melibatkan Dia, dalam terjaganya ikatan hati bahkan jiwa.

tercebur namun ku bersyukur, ini kenikmatan yang tak semua beruntung merasakannya.

Jakarta, 19012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...