seperti tercebur saja, lalu arus air itu membawaku.
bertemu kumpulan orang orang yang berusaha menyatukan hati, berbaris
dalam irama yang sama.
padahal isi kepala mereka berbeda, ide
bertaburan, namun saat terbahas bersama dalam lingkaran yang erat itu,
sepakat mengikat. tak lagi ada ambisi diri yang berjingkat jingkat
menyusup ke tengah notula rapat.
kesepakatan menjadi panduan arah gerak, beda hanya di ruang bicara saat kerja mereka melebur utuh.
tenaga, pikiran, bahkan perasaan berkelindan dalam irama yang padu. satu.
menjaganya
dengan partitur yang jelas, norma dan fatsun, tentu juga dengan
lantunan doa di setiap akhir pertemuan, doa ikatan hati. melibatkan Dia,
dalam terjaganya ikatan hati bahkan jiwa.
tercebur namun ku bersyukur, ini kenikmatan yang tak semua beruntung merasakannya.
Jakarta, 19012018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 22 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar