Rabu, 31 Januari 2018

terbeku rindu

cobalah kau nikmati rasanya, sakit nyeri di pangkal otak itu mengendap endap, bersama sesap kopi pahit di suatu siang. lezat.

cobalah kau teliti nadanya, nyanyian hati di relung dada itu berbisik bisik, bersama dingin AC meniupi tengkuk di suatu siang. nikmat.

mengapa ada kalimat lama yang masih kembali terdengar di bilik ingatan? apakah ini kutukan rindu?

ah, kenangan memang hanya kebodohan lupa yang dengan mudah dikalahkan ingatan.

dan di tanah lapang kenang, yang diapit gunung pikiran dan lembah rasa itu, kau masih saja mendirikan tenda di sana. dan seenaknya berdiri sambil bersenandung.

aku terbeku rindu. gigil menggigil.

Pancoran, 25012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...