Rabu, 31 Januari 2018

rasa yang terpaksa

perseteruan lama antara rasa dan nalar
tak saling menyakiti memang, namun mereka sering tak saling mengerti
rasa bilang iya, nalar bilang tidak
rasa pilih ini, nalar pilih itu

demikian

pertemuan lagi pada satu hari
lalu duduk berhadapan, bercakap tentang kata kata sepakat
bahwa ikatan formal mesti ada
namun tak boleh lupakan peran rasa

lalu proses memaknai waktu itu
manjadi penuh berkas kasualitas
rangkaian sebab akibat,
seolah nalar memang demikian dominan mengebiri rasa
lalu melemparnya di pojok ruangan jiwa

tapi rasa tetap merdeka,
ia tak gentar
jangan paksa rasa, rasa tetap punya kuasa.

Bekasi, 25012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...