lewati jalanan yang demikian ku kenal
setiap jengkal
dulu
bersamamu
habiskan
pagi berdua, hingga embun kehabisan alasan untuk tetap bergantung di
ujung daun. berdua di taman dan matahari mengawasi.
berbanyak
kata kita tuang dalam cawan diskusi. tentang bagaimana esok versi kita
saat itu. tentang negeri yang menggelisahkan. debar menyebarkan
ketakutan, namun kita tetap duduk berdua, saja.
wajahmu khawatir, saat aku berapi api. senyummu seperti kalimat pengingat, jangan lupa tetap bersyukur.
dan memang kelembutan itu menyapu geloraku. hingga tertunduk lama akhirnya.
angin pagi
juga senyummu
mengguruiku
air mata.
Matraman, 05032018
Poetoe
Kamis, 22 Maret 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar