berjalan terseret
kelam bergelantungan di punggung leher
sedu sedan meratap menggigit tenggorokan
membatukkan namun tak dapat melompatkan
kata cinta yang menggumpal
tersendat di dada
berjalan limbung
kesadaran bergoyang goyang
berharap ada tabik
rengkuh genggam selamatkan
genangan pekat
lumpur masa lalu
ugh.
hidung memar sangat
darah.
Bawah tugu pancoran, 16032018
Poetoe
Sabtu, 24 Maret 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar