Rabu, 14 Maret 2018

senja biasa, dan aku tak biasa

dan senja yang biasa itu,
kau biasa saja duduk di depanku.
aku tak biasa, karena tak ada gelas kopi, hanya air mineral saja.

mungkin kau tersenyum, tapi bahkan menatapmu pun aku tidak.
bukan karena marah, aku hanya tak ingin kembali terhantuimu

kau tak sadar bahwa pesonamu itu terang terpancar
nyala membakar seisi dada,
sumbunya adalah mata
jadi aku takkan menatapmu.

dan senja memang kubiar biasa,
agar tak ada luka terbakar
karena ketidakbiasaan adalah percikan api, bisa padu dengan percik matamu
lumatlah aku nanti.

kalimat kita di senja ini tak ada kata pamit, sengaja.

agar senja tetap biasa.

tapi aku tetap tak biasa, karena tak ada gelas kopi, hanya air mineral saja.

Jatibening, 19022018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...