dan senja yang biasa itu,
kau biasa saja duduk di depanku.
aku tak biasa, karena tak ada gelas kopi, hanya air mineral saja.
mungkin kau tersenyum, tapi bahkan menatapmu pun aku tidak.
bukan karena marah, aku hanya tak ingin kembali terhantuimu
kau tak sadar bahwa pesonamu itu terang terpancar
nyala membakar seisi dada,
sumbunya adalah mata
jadi aku takkan menatapmu.
dan senja memang kubiar biasa,
agar tak ada luka terbakar
karena ketidakbiasaan adalah percikan api, bisa padu dengan percik matamu
lumatlah aku nanti.
kalimat kita di senja ini tak ada kata pamit, sengaja.
agar senja tetap biasa.
tapi aku tetap tak biasa, karena tak ada gelas kopi, hanya air mineral saja.
Jatibening, 19022018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar