saat belia, pernah seorang kawan meminta
temani ia, yang akan berhadapan dengan puluhan orang dari kampung sebelah.
aku hanya mengiyakan.
lalu berjalan menuju mereka
hanya berdua, sedang mereka berbanyak.
seperti biasa, aku tak suka benturan
maka kusimpan saja berang menyala dalam mata itu
tetap kukemas wajah dengan senyum.
tapi gagal kusembunyikan rasa tak takut akan mati itu.
hingga berhamburlah mereka ketakutan.
Cawang, 22022018
Poetoe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar