Kamis, 15 Maret 2018

lentur

sesekali sesenggukan itu menjadi kidung yang menentramkan
karena siang terlalu jalang
karena merdeka pun telah direka reka
bising ruang oleh celoteh tentang jiwa
lagu yang terlupa nada dasar, bukankah itu sumbang.
layang layang yang terlepas tali kendali, pastilah kan terbawa angin tanpa arah.

sesekali menatap dinding tanpa meratap itu menjadi ekspresi sepi
jeda atas silang sengketa
relung atas terjal pertikaian
aku hanya ingin tanpa benci
aku hanya ingin tetap hisap bisik hati
bukan penghamba luka
yang sok gagah hadang arus
menikmati benturan.

menepi saja bersama sepi
lentur itu bertahan tanpa bentur.

Bekasi, 27022018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...