sesekali sesenggukan itu menjadi kidung yang menentramkan
karena siang terlalu jalang
karena merdeka pun telah direka reka
bising ruang oleh celoteh tentang jiwa
lagu yang terlupa nada dasar, bukankah itu sumbang.
layang layang yang terlepas tali kendali, pastilah kan terbawa angin tanpa arah.
sesekali menatap dinding tanpa meratap itu menjadi ekspresi sepi
jeda atas silang sengketa
relung atas terjal pertikaian
aku hanya ingin tanpa benci
aku hanya ingin tetap hisap bisik hati
bukan penghamba luka
yang sok gagah hadang arus
menikmati benturan.
menepi saja bersama sepi
lentur itu bertahan tanpa bentur.
Bekasi, 27022018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 15 Maret 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar