cahaya kuning beterbangan di langit malam, tapi bukan bintang
mungkin lampu mungkin pula efek sakit kepala ini
gelisah ini terlalu lama tertahan
resah atas beda yang lama kusama samakan
berpura-pura memang terlihat sopan
serupa basa basi
tapi perlahan menggerus pertahanan hati
melukai perlahan
lalu menaburi dengan garam
kunang-kunang beterbangan, tapi kunang-kunangkah?
ataukah kenangan yang menjelma jadi dosa dan menyala-nyala bagai kerlip lampu pesta di langit-langit otak?
dan tubuh menjadi sarana ruh dan jiwa menemukan rasa
dingin dan getir
lirih dan perih
bukankah ingatan terkadang hanya jadi sengatan yang mengoyak pusat rasa?
jangan lalu ingin henti,
karena berhenti itu lalu mati.
Transjakarta, 13092018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar