"Bantu aku, lupakan semua"
"aku usahakan"
kenyataannya tak mudah, ingatan dan kenangan tak mudah menyerah pada kata "lupakan"
semakin keras usaha untuk menghapusnya, mereka justru melawan
membenturkannya hanya ciptakan percikan
justru semakin membara
mungkin seperti pilihan, mau lupa diri atau tahu diri?
lupa diri dapat membahayakan semua, lebih aman tahu diri.
kita mungkin memang tak perlu saling melupakan, cukuplah saling memahami diri, tahu diri.
-mereka berdua menunduk
di restoran yang semakin sepi-
Halte BNN, 05092018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar