"Bantu aku, lupakan semua"
"aku usahakan"
kenyataannya tak mudah, ingatan dan kenangan tak mudah menyerah pada kata "lupakan"
semakin keras usaha untuk menghapusnya, mereka justru melawan
membenturkannya hanya ciptakan percikan
justru semakin membara
mungkin seperti pilihan, mau lupa diri atau tahu diri?
lupa diri dapat membahayakan semua, lebih aman tahu diri.
kita mungkin memang tak perlu saling melupakan, cukuplah saling memahami diri, tahu diri.
-mereka berdua menunduk
di restoran yang semakin sepi-
Halte BNN, 05092018
Poetoe
Kamis, 20 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar