sayap sayap harap mengepak perlahan
bulu bulu berjatuhan diterpa angin kekecewaan
lelaki yang terdiam di taman, menunduk saja
menata batu bata pengharapan
rumah kecil di ujung kampung di kaki bukit
mungil namun indah, penuh pengunjung berdatangan
perempuan itu tersenyum hormat pada semua
namun mata sibuk mencari lelaki yang ia tunggu
harapan dan penantian seperti teka teki
beradu padu mana alasan mana akibat
berlipat ikat mana sebab mana tujuan
ketidakjumpaan itu dibaca harapan sebagai penundaan
dan penundaan melahirkan kerelaan dalam penantian
sampai kapan?
masa tak lagi relevan
waktu seolah tak lagi punya pintu
lelaki itu sibuk menata harapan
perempuan itu berlama lama dalam penantian
sampai kapan?
Bekasi, 09 Agustus 2018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar