ia aku tenggelamkan dalam genangan kopiku
senyumnya terlalu sering berkelebat di sesat mata
wajahnya terlalu rajin ijin tinggal di pangkal benak
kata katanya terulang ulang di ruang dengar dan ingatanku
maka ia aku benamkan saja dalam genangan kopiku
walau lalu aku sruput perlahan
nikmati imaji rasa dan segela cerita tentang ia
bagaimana lalu lupakan ia, bahkan dalam genangan kopi panas yang telah terbenami olehnya itu aku nikmati teguk demi teguk
ia sepertinya justru menghidupi lambungku
ia sepertinya justru menjalari nadi darahku
ia mengaku
aku mengia
Rest Area 62, 26 Agustus 2018
Poetoe
Senin, 03 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar