jantung berdetak lebih cepat, namun tubuh lebih perlahan bergerak
bersandar pada pendar terik gamang
nikmati residu bincang
kopi dan kelelahan siang
beradu padu
dan jeda jarak ekonomi
kota dan desa
lelaki di dekat Cilacap yang nikmati pelannya waktu
sedang kita di bawah kilap gedung gedung kehabisan detak senggang
megap megap
uang seperti punya nyawa
bergerak di sela sela butuh dan ingin
menari nari di antara kerja dan cinta
merindumu pun ku perlu kanvas
di tepi napas
diterjang jarak yang culas
kutambahkan saja kopiku
jantung berdetak lebih cepat, namun tubuh lebih perlahan bergerak
Jampang kafe, 28082018
Poetoe
Kamis, 20 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar