Senin, 03 September 2018

liuk tubuh merdeka

tiga penari cilik menari di jalanan desa dan seluruh warga berdesakan menikmati
gerakannya indah gemulai mewarnai senja
angin kering menjadi basah dan sejuk oleh kerling bola mata mereka
kerjap kerjap manja dengan lentik jarinya melambai lambai

tiga penari cilik menari, tatapan mataku tertambat di sana
hati dan perhatian berlabuh di liuk tubuh
air mata menjadi tanda betapa dalam irama lembut itu mengaduk aduk hati dan jiwa

senja melambat
matahari meredup
angin bertiup lembut
tiga penari cilik itu terus bergerak
bersama angin yang meniup-niupi mimpi
betapa lama rasa takut ini mukim di dasar kepala
betapa lama rasa lapar ini kuasai lambung
betapa lama kecewa ini memenuhi rongga hati

maka pada geliat liat jari lentik tiga penari itu memerdekakan jiwa
menghardik kesunyian
mengeyahkan kelelahan atas harapan
mendobrak gerbang kegamangan

beranjak
bergerak
tinggalkan sisa sisa kenangan yang terserak.

14 Agustus 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...