kebiasan lama, berlarian di langit menginjak injak awan senja
warnanya terang melogam
berkecipakan air pada awan yang terinjak
mimpi berlompatan
terbentur lalu gugur berguguran
bercampur dalam rintik gerimis
kenyataan yang terabaikan
hiba mengemis atas harapan yang menggunung
menelan isi benak yang menggelembung
terus berlarian
peluh bercucuran
keluh melepuh di ujung lidah
berpindah pindah dari yakin menjadi ragu dari ragu menjadi ketakutan
hutan bosan atas pengulangan adalah rimba atas irama kegagalan
optimis menjadi serupa kismis yang tercecer dari kue besar pesta
gempita atas kekalahan yang dirayakan
pilu yang merdu dalam nada
canda atas air mata
cita cita yang raib
dalam aib jiwa
hingga bayang di langit itu pun mengecil
dikunyah cakrawala
senja tersedu duduk sendiri
dalam sela sisa warna logam yang tinggal semburat
menggelap
hitam perlahan
malam kan kuasai kita
malam kan habisi kita
sedu sedan kita
air mata dalam remang remang.
Jatibening, 24 Agustus 2018
Poetoe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar