dari mana ketakutanku?
dari betapa pekatnya kemungkinan-kemungkinan ini penuhi kerat-kerat masa,
sepekat asam laktat di sekujur tubuh di ujung senja
dan kemungkinan ialah rangkaian ketidakmengertian
saat tahu itu hanya duga
saat hitung sebab dan akibat itu hanya rapal ramal
bagaimana aku lalu tak takut?
lentera di perjalanan gelap ini adalah percaya,
saling percaya adalah cahaya
bimbing langkah menjadi yakin tak bergamang
namun saat api percaya itu padam,
maka gelaplah langkah
maka mata luluh dalam tangisan
ketakutan itu menggumpal menjadi kekecewaan bertubi-tubi, berjilid-jilid.
Bekasi, 14092018
Poetoe
Kamis, 20 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar