Senin, 03 September 2018

angin purba dalam senja

angin ingin
senja selepas kerja
sepi dalam genangan kopi
orang orang bergegas melepas nafas
nada yang terseok di pematang birama
bass rendah menjaga pagar rima
suara suara gaduh jalanan
orang mengaduh dalam diam

angin dingin
senja selepas kerja
aroma dan irama
kematian mendekat
berjingkat di setiap denyut darah di kepala
roh menggeliat hendak merdeka
jasad merengkuh erat tak hendak lepas

orang orang saling baca
tanpa kata
hanya mata
raut wajah
dan hasrat hewani
berbiak biak di kerumunan

ah

senjakala
purba pula pada purna
kita terseret arus pulang
menjadi biadab lagi
menjadi liar mengular ular
rangkaian detik tersambung
mana nanti mana tadi mana kini
lebur

Halte Pancoran Tugu, 27 Agustus 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...