sang pejalan berjalan tak pelan memunguti keresahan dari keranjang-keranjang keraguan di sepanjang hari
diikat ikat dalam duga
direndam dalam diam di akhir malam
hingga menggumpal gumpallah makna
menjadi yakin
menjadi nyala keputusan yang benderang
sang pejalan berjalan entah sampai kapan
berbekal harapan temukan sebongkah pemahanan yang utuh
agar menelan segenap makna penuh
variabel hidup tumpah seluruh
walau benak bersimbah peluh
sang pejalan masih berjalan tak pelan
hinggap dari rumah ke rumah,
dari rumah pemikiran hingga rumah perenungan
sigap menangkap ilmu dari remah gelisah hingga cercah hidayah
ini mozaik yang terserak perlahan tersusun utuh
sang pejalan masih terus berjalan
hingga perlahan maut datang menahan.
Jakarta, 09 Oktober 2018
Poetoe
Minggu, 23 Desember 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar