Minggu, 30 Desember 2018

Penat

siang terik menggunting kesadaran
percakapan dalam diri yang merahasia
semacam dusta yang santun
tersimpan saja di kantong waktu

secangkir kopi dengan kegelisahan yang basah
serupa jalanan yang tersiram hujan
di balik pepohonan malaikat maut mengintip
tak peduli kesiapan kita, kapan saja ia bisa jalankan tugasnya

udara terhempas dari pori pori bumi
terdorong air hujan
menguarlah aroma sisa hujan
tanah basah yang memeluk hangat kenangan

lalu kita enggan bercakapan
membiarkan saja sepi terseduh di sisa kopi kita
menarik nafas panjang
berharap kelegaan berharap kerelaan.

Bekasi, 23 November 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...