kau lihatlah dari sini, dari sisi langit
agar luas bumi tersekap utuh di retina mata
dan tak lagi ada masalah sulit
hanya tersisa remah remah kata
dunia itu remeh temeh saja
ada tak adanya bisa saja dengan mudah ditiadakan
hanya hasrat diri yang manja
yang meronta ronta mengharap dipuaskan
maka duduklah kami malam ini
bergelas gelas kopi tanpa gula
kemerdekaan rasa ini
bebas dari harap dan citra di sela sela
kita tak ingin terjebak dari goda personal
karena ada mimpi negara kita
melampaui batas batas jengah kita
sesal terlepasnya jumpa, bergumpal-gumpal
Ciketing Udik, 09112018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar