Minggu, 30 Desember 2018

dia dan segelas teh

dia duduk di seberang meja, menikmati sendiri segelas teh tawar tanpa gula, sedang kami duduk mengerumuni, melaporkan hal ihwal hari yang sedari pagi kami jalani.

dia berbicara banyak, tentang usaha yang tak boleh berjeda walau halangan menampar nampar, jika jatuh maka segera bangun, jika jatuh maka segera bangun.

dia sadar ada ilmu yang harus dibaca berulang ulang, detail dan jelas bahkan atas rencana kebaikan yang akan kita jalani.

dia mendongengkan pada kami tentang orang orang yang rendah semangat, yang mudah menghiba padahal tak layak meminta, dan mereka bisa saja lupakan luka kita yang telah kita pikul 10 bulan lalu.

terlupa seperti mudah saja.

dia bercerita banyak hal, dan ceritanya seperti memberi energi untuk lalu lebih yakin, dan angka angka merencana pada papan tulis, terukir dalam dinding senja.

sebelum senja melumat kami, gelas teh itu dihabiskannya sendiri.


Jakarta, 07112018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...