kereta tertahan
derita kau tahan
suara pelan
khawatirku kan terpisahkan
tanpa mantra kuterbangkanku
menyelinap di kantong bajumu
dalam perjalanan rindumu
yang bukan rindu padaku
dalam penuh sesak penumpang
aku senandungkan dendang
sebagai teman bak pohon rindang
di tengah kerontangnya siang gersang
hingga senja bergelanyut manja
saat maghrib menebar langit merah
menanti di depan stasiun berdebaran saja
sampai hadirmu dan senyum indah rekah
genggam tatap dalam lekat dan pekat
debar siul desir darah
mata tanpa sekat
paut mata jelas mengarah
kita mengukir nama kita
di tebing masa
hanya tentang kita
berendam di telaga rasa.
Bekasi, 21122018
Poetoe
Minggu, 30 Desember 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar