masalah serupa anyaman,
berhimpitan berkelindan,
tapi tak harus ada keluhan.
karena selalu ada irama di sela sela luka.
seperti kita pada siang yang terang,
berdua mencari cari makna,
di parkiran samping taman,
dan banyak wartawan lalu lalang.
kita petualang jalang namun siapa sangka?
dosa yang kutawarkan tak kauterima,
namun mata kita hubungkan sinyal dusta yang sama.
ini rasa purba.
sejak qabil dan habil dulu.
dan
siang kurelakan saja menarik keras kerah bajuku, terhentak hempaskan
aku di trotoar.
tatap mata sapa orang lalu lalang tak kubaikan.
dan kita lalu lebur dalam kata.
bahwa ada senja yang akan kita libatkan dalam cerita.
dan meleburlah kita,
serupa riak air di pantai,
bermain main saja basahi telapak kaki.
hingga habislah kita.
menyublim dalam nada yang sama.
iramanya luka,
nadanya hangat,
darah dalam benak mengalir berdenyutan.
04112018
Poetoe.
Rabu, 26 Desember 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar