hari pahlawan dan langit pun berawan
dan di surabaya pun jatuh korban walau tanpa lawan
gempita rayakan
berjatuhan tak terelakkan
dan di siang menatap awan
teramat benderang merangkul angan
dan mencoba janjian
namun waktu masih tak relakan
merayakan terkadang hanya menambah kegaduhan
makna justru tercecer di pelabuhan
dan kapal pemahaman berlayar tinggalkan kita
mana arti mana kah kita berarti
mana cinta lengkapkah kita bergulita
dan kita di tengah terik kota
bersama mengunyah siang dengan kata
menyusun arti kata korban dan pengorbanan
menuntun arti kata lawan dan kepahlawanan.
Bekasi, 10112018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar