Minggu, 03 Juni 2018

ingatan yang luntur perlahan

angin bertiup membelai pipi dengan aroma kertas dari buku buku tua yang tertata di rak. ketakutan yang menyebalkan, apakah semua akan selalu sesuai dengan pola, seperti bahwa cinta itu lalu berlanjut pada ikatan, ataukah kekeliruan itu lalu harus bermuara pada sanksi.

kesedihan terkadang lahir dari ketidakmengertian yang akut. seperti gelap yang tak tertolong oleh cahya mana pun. sepi atas warna, sepi atas bunyi, sepi atas bukti. hanya kata kata dan lalu barisan penebusan atas kata kata itu.

sesal di ujung bergumpal gumpal.

dan di suatu siang, mencengkeramai setiap sisa sisa. aku melukis wajahmu di ingatanku, lukisan hitam putih, detail dan tajam ruam ruam garisnya. dan kau di ujung sana menghapusnya perlahan. jangan kau ingat lagi ya. jangan kau ingat ingat lagi. lalu diam diam dalam pejam aku menangis. tak ada yang tahu.

sepi. sunyi. menepi dari setiap bunyi.

Bekasi, 03042018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...