angin bertiup membelai pipi dengan aroma kertas dari buku buku tua yang tertata di rak. ketakutan yang menyebalkan, apakah semua akan selalu sesuai dengan pola, seperti bahwa cinta itu lalu berlanjut pada ikatan, ataukah kekeliruan itu lalu harus bermuara pada sanksi.
kesedihan terkadang lahir dari ketidakmengertian yang akut. seperti gelap yang tak tertolong oleh cahya mana pun. sepi atas warna, sepi atas bunyi, sepi atas bukti. hanya kata kata dan lalu barisan penebusan atas kata kata itu.
sesal di ujung bergumpal gumpal.
dan di suatu siang, mencengkeramai setiap sisa sisa. aku melukis wajahmu di ingatanku, lukisan hitam putih, detail dan tajam ruam ruam garisnya. dan kau di ujung sana menghapusnya perlahan. jangan kau ingat lagi ya. jangan kau ingat ingat lagi. lalu diam diam dalam pejam aku menangis. tak ada yang tahu.
sepi. sunyi. menepi dari setiap bunyi.
Bekasi, 03042018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bisa Jadi Prolog
"Jika benar kau pemerhati hal-hal sederhana, maka apa yang paling tercatat di mula pertemuan kita dulu?" Mungkin jawabannya adalah...
.jpg)
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar