seperti pagi yang biasa dan secangkir kopi terhidang bersama kenangan yang kental menggumpal di pangkal benak.
juga
musik pagi menghentak hentak dada hingga mendorong daun jendela
terbanting, begitu pun rindu menjejakkan sepi. mendadak ngelangut.
wajah
itu tak beranjak juga, masih di tanah lapang ingatan, bahkan mulai
dirikan tenda. proyek lupa jadi mangkrak. senyum itu mengabadi
tersangkut.
kopi kuhabiskan, rindu kuabaikan, pagi kuselesaikan.
Bekasi-Jakarta, 26042018
Poetoe
Kamis, 21 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar