Kamis, 21 Juni 2018

kopi rindu

seperti pagi yang biasa dan secangkir kopi terhidang bersama kenangan yang kental menggumpal di pangkal benak.

juga musik pagi menghentak hentak dada hingga mendorong daun jendela terbanting, begitu pun rindu menjejakkan sepi. mendadak ngelangut.

wajah itu tak beranjak juga, masih di tanah lapang ingatan, bahkan mulai dirikan tenda. proyek lupa jadi mangkrak. senyum itu mengabadi tersangkut.

kopi kuhabiskan, rindu kuabaikan, pagi kuselesaikan.

Bekasi-Jakarta, 26042018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...