kubasuh dengan sepi air mata
kuhapus dengan sunyi getir derita
kuseduh kopi di tepi mimpi
bersimpuh kau memeluk bumi
kurengkuh kau berbisik bisik
siapa sangka kan tiba sampai di sini
dekat
lekat
hangat
debur ombak melumat jagat ingatan
siapa duga kan jadi begini
daun pintu belum juga tertutup
geliat angin tak terbaca oleh malam
berhadap hadap saja
saling menatap membaca getir detik menitik merasa setiap sisa
siapa sesungguhnya kita
nafas membersamai waktu
cinta melebur debu.
CircleK Pancoran, 05052018
Poetoe
Kamis, 21 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar