di tengah kobaran api
kilat parang kata terhunus
semburat caci berkemas basa basi
sudah berhadap hadapan.
mengapa kau melawan?
aku tidak sedang melawan, hanya menjaga diri, untuk tetap punya nalar sadar
agar sanggup sikapi wajar polah kedholiman yang menyebar penuh ingar bingar
hanya bertahan
kutuliskan gelisah ini
dan kutitip pada belalang di rerumputan tepian jalanan
bagaimana ia bertahan
pada buruknya cuaca
angin kotor asap motor
juga lembab basah hujan yang malu malu di mula kemarau.
Cawang, 25042018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 21 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar