opini ditebar
dengan tagar
pagar penguasa merasa dilanggar
terbakar
ceramah dibatasi
dengan pukulan besi
ulama kritis perlahan dihabisi
ada yang mati
ada yang ditakut takuti
berita dibuat
berpura ramah di tengah rakyat
namun lengan kuasa tetap melumat
marah kecewa pun semakin pekat
tenang
masih ada air mata
rapal doa
tetes darah
jadi tak perlu marah marah
simpan saja
biarkan jadi gumpalan harap
yang kelak kan melahap,
tirani itu pasti lenyap....
terisa hanya aku dan senyap.
Bumiayu, 17 Juni 2018
Poetoe
Kamis, 21 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar