Kamis, 21 Juni 2018

tenang saja

opini ditebar
dengan tagar
pagar penguasa merasa dilanggar
terbakar

ceramah dibatasi
dengan pukulan besi
ulama kritis perlahan dihabisi
ada yang mati
ada yang ditakut takuti

berita dibuat
berpura ramah di tengah rakyat
namun lengan kuasa tetap melumat
marah kecewa pun semakin pekat

tenang
masih ada air mata
rapal doa
tetes darah
jadi tak perlu marah marah
simpan saja
biarkan jadi gumpalan harap
yang kelak kan melahap,
tirani itu pasti lenyap....
terisa hanya aku dan senyap.

Bumiayu, 17 Juni 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...