kata kata dalam seluruh cerita itu mengumpul pada satu kata mengapa. seperti mengapa ada malam itu, saat tak sengaja kita dipertemukan. aku dengan sekantung ide langitan itu, dan kau dengan sealun nada.
mengapa ada di antara kita: birama, ada irama, ada nada dasar?
mengapa ada kemarahan yang tersembunyi, sakit yang terendap lama, lalu air mata.
mengapa dalam genangan tatap lama itu kita berkencan, dan malam menjadi tempat bersemanyamnya gulita rindu.
dan mengapa kita bersama terjebak pada penjara untuk apa?
mengapa kesiasiaan itu rapi membungkus hari hari?
mengapa begitu sunyi kita dari arti, merana kita jauh dari makna?
dan terbungkam saja di satu siang kerontang ini adalah keniscayaan. sepi lah kita dalam secangkir kopi.
Bekasi, 03042018
Poetoe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar