Bagaimana sebuah lagu membuatmu menangis, seperti juga
sebuah puisi, seperti juga satu berita sederhana bisa saja membuat air
mata tumpah.
Menangis adalah berkah, karunia atas kesedihan yang
terasa, seperti kucuran air kran yang membilas gaun jiwa, maka
kubiarkan saja deras mengguyur seisi hati.
Bagaimana kesadaran
atas kelemahan diri itu menuntun kita untuk merapal doa perlahan, doa
agar diberi ketegaran saat cobaan datang menerjang.
Karena cobaan pasti datang, entah kapan entah seberapa dahsyat.
Kita butuh bekal tegar, agar apa pun, kapan pun, bagaimana pun kan sanggup hadapi.
Lalu aku aminkan, di terik siang ini, dan air mata ciptakan kilatan cahaya pantulan mentari terang ini.
Subang, 01042018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Jumat, 11 Mei 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar