Karena kesalahanku atur jadwal, aku gagal mengikuti program ini. Sebuah
pelatihan survival, kami dilepas di hutan, tanpa makanan, dan hanya
minuman. Dipaksa hanya mengkonsumsi apa yang tersedia di hutan selama
hampir dua hari dua malam. Cerita teman yang tetap bisa ikut, ia
akhirnya benar benar tidak makan dan hanya minum. Dan dalam posisi tanpa
makan itu, kami tetap harus berjalan. Seru kata mereka. Aku hanya bisa
membayangkannya, membayangkan kelelahan, lapar, dan terus bertahan untuk
berjalan selama puluhan jam.
Menurutku ini pelatihan yang menarik. Karena menguji kemampuan kita. Emosi kita dalam lapar dan lelah itu bisa membuat kita kelihatan asli kita. Jika dalam posisi itu kita bisa bertahan maka itu membuktikan kita bisa mengalahkan "diri" kita. Mengendalikan "diri". Dalam bahasa psikologi fenomenologi: kemenangan "aku" atas "diri". Bahasa arabnya "ana" atas "nafsiy".
Mungkin pelatihan ini bisa kita ganti dengan puasa, dan tetap beraktifitas seperti biasa. Agar kita lihat seberapa mampu kita kendalikan diri dalam lapar dan lelah.
Wallohu a'lam
Mustika Jaya, 13/10/2016; 00.24
Poetoe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar