Kamis, 20 Oktober 2016

istighfar

Di saat mustajab, dan itu adalah tempat tepat untuk berdoa, yang terlintas cepat adalah permohonan ampunan.

Kesadaran penuh, bahwa dosa telah beranak pinak demikian dahsyat. Meninggalkan jejak kerusakan, yang melahirkan tak hanya penyesalan namun juga ketakutan.

Permohonan ampunku kepada-Nya, aku haturkan, dengan aku sertakan permohonan agar diberikan jalan dalam rangkaian kenyataan yang mendukung: dari satu kebaikan menuju kebaikan yang lain, demikian pula berikan jalan agar dapat beranjak dari kesalahan satu demi satu, bukan sebaliknya tersesat dari kesalahan satu ke kesalahan lainnya.

Lalu gemetar demikian hebat, berlanjut ke sakit kepala cukup parah, hingga harus rebah. Padahal dulu di saat yang serupa ini, setelah sesal itu hanya air mata. Mungkin level dosa yang meningkat, menimbulkan kerusakan tubuh yang lebih serius.

Aku tahu obatnya, terus detoksifikasi dengan rajin memohon ampun, dan tetap hati-hati dalam melangkah. Berhenti jika tersadar, agar tak tersesat terlalu jauh.

(Resep itu masih aku pegang erat, sayangnya aku seringkali lupa untuk menebusnya di apotik terdekat.)

Al Ghanniy, 27/09/2016
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...