Selasa, 11 Oktober 2016

Kebaikan tanpa syarat

Seorang tetangga depan rumah, ia penghapal quran. Hidupnya tenang. Pernah suatu kali menjadi korban penipuan. Ia tetap tenang. Bahkan saat dipertemukan dengan si penipu setelah terbukti aksi penipuannya, ia tetap tenang tidak lalu marah. Justru kami saat itu yang terpancing emosi.

Pada kesempatan lain aku bertanya bagaimana bisa tetap tenang? Ia hanya tersenyum. Kata dia "Bisa jadi harta kita yang telah dia pakai itu menjadi jalan untuk dia bertobat."

Iya. Mungkin ini yang disebut kebaikan tanpa syarat. Kebaikan lalu "titik", tanpa embel embel.

Terkadang kita masih gagal, saat melakukan kebaikan masih menambahkan syarat "asal dia ngerti aja... Masak gitu sih, kebangetan kan..."

Mungkin banyak kebaikan kebaikan kita yang gagal menjadi buah pahala, karena tak terjaganya hati kita.

Halte Pancoran tugu, 3 Agustus 2016.
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...