Lalu serupa percakapan pada satu pagi,
Mengapa tua tak membuatmu semakin menunduk. Dan aku tergagap. Tak kuasa untuk tak mengiyakan.
Mengapa saat luang dalam lelah itu gitar yang kau raih, bukan mushaf Quran seperti dulu....?
Tanya yang tak untuk aku jawab, cukup mengendapkannya. Ini justru jawaban atas risau yang menganak pinak di setiap malamku belakangan ini.
Narasi dari langit. Berisi kalimat Tuhan yang dengan membacanya membuat ku tenang. Mengabaikannya adalah gelisah.
Baiklah, aku akan rajin menyapamu via chat, sambil kulaporkan tilawahku hari ini. Jaga aku, dik.
Pancoran, 21/09/2016
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar