sayang, banyak darah juga marah
percikan
merahnya seperti langit senja, saat kita berdua dalam huru hara masa
itu, aku menggenggam tanganmu, menarikmu untuk bersembunyi di balik kios
buah di pasar Cililitan.
peluru berdesingan, batu terlontarkan, teriakan tercacimakian. kemarahan masa, kesurupan setan yang berjamaah dalam marah.
aku mengkhawatirkanmu, namun kau bermata penuh kilat antusias, tak ada takut.
sayang, bagaimana kita habiskan senja saat itu, adalah cinta dalam genggam yang nyata, tak kan kulupa.
berdua menjadi saksi, atas sejarah kelam kita sebagai bangsa. saat runtuh keberadaban, saat menyublim kasih dan sayang.
semoga tak terulang, semarah apapun kita. terlepas kendali adalah bencana.
Jatibening, 14022018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Rabu, 14 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar